Celah SIMPONI Buat “Ngerjain” Satker

Kota Rindu, Senin 2 Januari 2017 jam 11 siang. Dengan agak dongkol petugas KPPN menelepon bendahara satker X.

“Pak…, ini kenapa ada setoran sisa UP lagi? Itu hari kan sisanya sebesar 500 ribu sudah disetor. Kenapa setor lagi 10 ribu?”

Mendengar itu, bendahara satker X bingung. Karena ia merasa tidak pernah menyetor angka 10 ribu.

“Lho, Mas… saya tidak pernah menyetor lagi 10 ribu… Sumpah!”

“Lalu, siapa yang menyetor 10 ribu ini. Coba tanya dulu staf atau operator. Kalau ada waktu tolong Bapak ke KPPN, akan saya tunjukan setoran 10 ribu itu.”

Kira-kira begitu. Sebuah dialog fiksi tentang kelebihan setoran UP. Tidak banyak, cuma 10 ribu tetapi sudah bisa bikin panjang cerita dan buntutnya.

Anggap saja cerita itu kemudian diketahui memang benar-benar bukan satker X yang menyetor. Dan kita boleh saja menebak satker X sedang dikerjain. Bisakah itu terjadi?

Dengan SIMPONI hal itu mudah saja dilakukan. Dulu dengan setoran manual juga bisa, tetapi butuh usaha lebih untuk mencari data-data satker. Dengan SIMPONI, pilihan data-data sudah tersedia. Tinggal pilih dan klik.

Saya bisa ngerjain satker X. Caranya gampang dan tidak perlu mahal-mahal. Seribu, dua ribu atau seratus rupiah saja sudah bisa bikin repot penyusunan laporan keuangan. Setidaknya, satker harus menjelaskan kenapa lebih setor. Atau membuat klaim bahwa itu bukan setoran mereka.

Hal ini perlu saya ungkapkan sebagai antisipasi. Intinya: ada celah di SIMPONI untuk ngerjain satker dan bahkan juga ngerjain KPPN. Yang itu dampaknya bisa ke penilaian Laporan Keuangan.

Bagaimana caranya? Ya, tidak perlu saya tunjukkan disini. Tetapi, bila nanti benar-benar ada kejadian itu, ya jangan langsung menuduh saya… hehehe…

***